1. Pengertian
Menurut Sukardi (2008: 43) relaibelitas adalah
karakter lain dari evaluasi. Reliabelitas juga dapat diartikan sama dengan
konsistensi atau keajegan. Suatu instrument evaluasi dikatakan mempunyai nilai
reliabelitas tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil konsisten dalam
mengukur yang hendak diukur.
Sehubungan dengan reliabelitas ini Scarvia B. Anderson
dan kawan-kawan (dalam Arikunto, 1997) menyatakan bahwa persyaratan bagi tes,
yaitu validitas dan reliabelitas ini penting. Dalam hal ini validitas lebih
penting, dan reliabelitas ini perlu, karena menyokong terbentuknya validitas.
Sebuah tes mungkin reliable tapi tidak valid. Sebaliknya tes yang valid
biasanya reliable.
2. Tipe-tipe Reliabelitas
Menurut Sukardi (2008) Ada beberapa tipe reliabelitas
yang digunakan dalam kegiatan evaluasi dan masing-masing reliebelitas mempunyai
konsistensi yang berbeda-beda. Beberap tipe reliebelitas di antaranya:
tes-retes, ekivalen, dan belah dua yang ditentukan melalui korelasi.
Berbagai tipe tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1) Relibalelitas Dengan
Tes-Retes
Reliabelitas tes-retes tidak lain adalah derajat yang
menunjukkan konsistensi hasil sebuah tes dari waktu ke waktu. Tes-Retes
menunjukkan variasi skor yang diperoleh dari penyelenggaraan satu tes evaluasi
yang dilaksanakan dua kali atau lebih, sebagai akibat kesalahan pengukuran.
Dengan kata lain, kita tertarik dalam mencari kejelasan bahwa skor siswa
mencapai suatu tes pada waktu tertentu adalah sama hasilnya, ketika siswa itu
dites lagi dengan tes yang sama. Dengan melakukan tes-retes tersebut. Seorang
guru akan mengetahui seberapa jauh konsistensi suatu tes mengukur apa yang
ingin diukur (Sukardi, 2008). Sedangkan Arikunto (1997: 88) Metode tes ulang
(tes-retes) dilakukan untuk menghindari dua penyusunan dua seri tes. Dalam
menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya memiliki satu seri tes tapi
dicobakan dua kali. Oleh karena tesnya satu dan dicobakan dua kali, maka metode
ini dapat disebut juga dengan single-test-double-trial-method.
Reliebelitas tes retes dapat dilakukan dengan cara
seperti berikut:
- Selenggarakan
tes pada suatu kelompok yang tepat sesuai dengan rencana.
- Setelah
selang waktu tertentu, misalnya satu minggu atau dua minggu, lakukan
kembali tes yang sama dengan kelompok yang sama tersebut.
- Korelasikan
kedua hasil tes tersebut.
Jika hasil koefisien menunjukkan tinggi, berarti
reliabilias tes adalah bagus. Sebaliknya, jika korelasi rendah, berarti tes
tersebut mempunyai konsistensi rendah (Sukardi, 2008).
2) Reliabelitas Dengan
Bentuk Ekivalensi
Sesuai dengan namanya yaitu ekivalen, maka tes
evaluasi yang hendak diukur reliabelitasnya dibuat identik dengan tes acuan.
Setiap tampilannya, kecuali substansi item yang ada, dapat berbeda. Kedua tes
tersebut sebaliknya mempunyai karate yang sama. Karakteristik yang dimaksud
misalnya mengukur variabel yang sama, mempunyai jumlah item sama, struktur
sama, mempunyai tingkat kesulitan dan mempunyai petunjuk, cara penskoran, dan
interpretasi yang sama (Sukardi 2008).
Pernyataan
serupa juga disampaikan oleh Arikunto (1997: 87) tes paralel atau equivalent
adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran dan
susunan, tetapi butir-butirnya berbeda. Dalam istilah bahasa Inggris disebut Alternate-forms
method (parallel forms).
Tes reliabelitas secara ekivalen dapat dilaksanakan
dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
- Tentukan
sasaran yang hendak dites
- Lakukan
tes yang dimaksud kepada subjek sasaran tersebut.
- Administrasinya
hasilnya secara baik.
- Dalam
waktu yang tidak terlalu lama, lakukan pengetesan yang kedua kalinya pada
kelompok tersebut
- Korelasikan
kedua hasil skor tersebut (Sukardi, 2008).
Perlu diketahui juga bahwa tes ekivalensi mempunyai
kelemahan yaitu bahwa membuat dua buah tes yang secara esensial ekivalen adalah
sulit. Akibatnya akan selalu terjadi kesalahan pengukuran (Sukardi, 2008).
Pernyataan lain juga disampaikan oleh Arikunto (1997: 88) kelemahan dari metode
ini adalah pengetes pekerjaannya berat karena harus menyusun dua seri tes. Lagi
pula harus tersedia waktu yang lama untuk mencobakan dua kali tes.
3) Reliebilitas Dengan
Bentuk Belah Dua
Menurut Sukardi (2008: 47) Reliabilitas belah dua ini
termasuk reliabilitas yang mengukur konsistensi internal. Yang dimaksud
konsistensi internal adalah salah satu tipe reliabilitas yang didasarkan pada
keajegan dalam setiap item tes evaluasi. Relibilitas belah dua ini
pelaksanaanya hanya satu kali.
Cara melakukan reliabilitas belah dua pada dasarnya
dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
- Lakukan
pengetesan item-item yang telah dibuat kepada subjek sasaran.
- Bagi
tes yang ada menjadi dua atas dasar dua item, yang paling umum dengan
membagi item dengan nomor ganjil dengan item dengan nomor genap pada
kelompok tersebut.
- Hitung
skor subjek pada kedua belah kelompok penerima item genap dan item ganjil.
- Korelasikan
kedua skor tersebut, menggunakan formula korelasi yang relevan dengan
teknik pengukuran (Sukardi, 2008).
Untuk mengetahui seluruh tes harus digunakan rumus
Spearman-Brown (Arikunto, 1997):
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Reliabilitas Instrumen
Menurut Sukardi (2008:51-52) koefisien reliabilitas
dapat dipengaruhi oleh waktu penyelenggaraan tes-retes. Interval
penyelenggaraan yang terlalu dekat atau terlalu jauh, akan mempengaruhi
koefisien reliabilitas. Faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi reliabilitas
instrument evaluasi di antaranya sebagai berikut
1) Panjang tes,
semakin panjang suatu tes evaluasi, semakin banyak jumlah item materi
pembelajaran diukur.
2) Penyebaran skor,
koefisien reliabelitas secara langsung dipengaruhi oleh bentuk sebaran skor
dalam kelompok siswa yang di ukur. Semakin tinggi sebaran, semakin tinggi
estimasi koefisien reliable.
3) Kesulitan tes, tes
normative yang terlalu mudah atau terlalu sulit untuk siswa, cenderung
menghasilkan skor reliabilitas rendah.
4) Objektifitas, yang
dimaksud dengan objektif yaitu derajat dimana siswa dengan kompetensi sama,
mencapai hasil yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar